Tiada hal didunia ini yang paling indah bagi dua insan yang sekian waktu telah saling menanti, selain yang satu ini : Pertemuan. Setiap detik yang berlalu seperti berbisik memberi tahu, bahwa waktu yang dinanti sudah semakin mendekat. Meski kapannya belum tahu, yang jelas tiap saatnya makin dekat. Detik detik itu seperti membuat titik putih pada tabir hitam rahasiaNya. Yang perlahan tapi pasti akan terlihat sosok yang telah disiapkan dibaliknya.
Banyak kisah kisah tentang pertemuan yang romantis bertebaran dimana mana. Sampai yang terbaru yaitu tentang usaha seorang ulama terkenal dalam menemukan sosok yang disebut “jodoh” untuk salah satu anak perempuannya. Jangan di tanya seperti apa laki-lakinya, dia hafidz bahkan menjadi imam solat malam juga. Dan diluar sana masih banyak kisah kisah serupa.
Lalu bagaimana dengan pertemuan kita? Aku sempat berpikir, betapa beruntungnya para gadis yang memiliki ayah seorang kiayi ataupun ‘ulama. Mereka pasti akan dicarikan sosok terbaik dari kalangan murid sang ayah, misalnya. untuk kemudian disandingkan dengannya. Tapi, pikiranku yang seperti itu jelas salah, amat salah.
Pertemuan kita, tak bergantung dari siapa orang tua kita. Waktu pertemuan kita juga tak akan bertambah lama jika ayahku bukan seorang ‘ulama. Pertemuan kita benar-benar berada di tanganNya. Kita hanya harus berusaha menshalihkan diri, mengoptimalkan potensi terbaik untuk menjadi hambaNya yang baik. karena salah satu janji yang Dia abadikan didalam Al Quran surat An Nur (Cahaya) : 26 adalah perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik pula, bukan bergantung pada kebaikan orang tuanya.
Dan kita juga hanya harus terus berdoa, karena seperti yang pernah ku bilang. Doa doa yang kita panjatkan itu akan melesat ke langit sana hingga membentuk sebuah tangga. Tangga yang akan mengetuk pintu takdir kita, agar pertemuan yang kita nantikan dapat terwujud lebih cepat dari waktu yang sudah Alloh tetapkan. Dan bentuk lebih cepat itu tak harus dalam arti sebenarnya, bisa saja Alloh akan memberi kita kesibukan dalam kerja kerja kebaikan hingga waktu yang berjalan menjadi terasa lebih cepat. Tapi dalam arti sebenarnya juga sungguh tak mengapa. he he.. karena bukankah doa bisa mengubah takdir, ya kan?
Sungguh, Alloh Maha Kuasa dalam mengabulkan doa seorang hamba tanpa mengurangi karuniaNya kepada hamba yang lain. Maka kau tak akan kecewa selama berdoa kepadanNya.
“walam akun bidu’aaika Robbi syakiyya : dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu, duhai Robb-ku” Qs. Maryam:4
Rumahku, 3 April 2015 || esd