Arsip

Pertemuan

Tiada hal didunia ini yang paling indah bagi dua insan yang sekian waktu telah saling menanti, selain yang satu ini : Pertemuan. Setiap detik yang berlalu seperti berbisik memberi tahu, bahwa waktu yang dinanti sudah semakin mendekat. Meski kapannya belum tahu, yang jelas tiap saatnya makin dekat. Detik detik itu seperti membuat titik putih pada tabir hitam rahasiaNya. Yang perlahan tapi pasti akan terlihat sosok yang telah disiapkan dibaliknya.

Banyak kisah kisah tentang pertemuan yang romantis bertebaran dimana mana. Sampai yang terbaru yaitu tentang usaha seorang ulama terkenal dalam menemukan sosok yang disebut “jodoh” untuk salah satu anak perempuannya. Jangan di tanya seperti apa laki-lakinya, dia hafidz bahkan menjadi imam solat malam juga. Dan diluar sana masih banyak kisah kisah serupa.

Lalu bagaimana dengan pertemuan kita? Aku sempat berpikir, betapa beruntungnya para gadis yang memiliki ayah seorang kiayi ataupun ‘ulama. Mereka pasti akan dicarikan sosok terbaik dari kalangan murid sang ayah, misalnya. untuk kemudian disandingkan dengannya. Tapi, pikiranku yang seperti itu jelas salah, amat salah.

Pertemuan kita, tak bergantung dari siapa orang tua kita. Waktu pertemuan kita juga tak akan bertambah lama jika ayahku bukan seorang ‘ulama. Pertemuan kita benar-benar berada di tanganNya. Kita hanya harus berusaha menshalihkan diri, mengoptimalkan potensi terbaik untuk menjadi hambaNya yang baik. karena salah satu janji yang Dia abadikan didalam Al Quran surat An Nur (Cahaya) : 26 adalah perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik pula, bukan bergantung pada kebaikan orang tuanya.

Dan kita juga hanya harus terus berdoa, karena seperti yang pernah ku bilang. Doa doa yang kita panjatkan itu akan melesat ke langit sana hingga membentuk sebuah tangga. Tangga yang akan mengetuk pintu takdir kita, agar pertemuan yang kita nantikan dapat terwujud lebih cepat dari waktu yang sudah Alloh tetapkan. Dan bentuk lebih cepat itu tak harus dalam arti sebenarnya, bisa saja Alloh akan memberi kita kesibukan dalam kerja kerja kebaikan hingga waktu yang berjalan menjadi terasa lebih cepat. Tapi dalam arti sebenarnya juga sungguh tak mengapa. he he.. karena bukankah doa bisa mengubah takdir, ya kan?

Sungguh, Alloh Maha Kuasa dalam mengabulkan doa seorang hamba tanpa mengurangi karuniaNya kepada hamba yang lain. Maka kau tak akan kecewa selama berdoa kepadanNya.

“walam akun bidu’aaika Robbi syakiyya : dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu, duhai Robb-ku” Qs. Maryam:4

Rumahku, 3 April 2015 || esd

Edisi Jodoh : Alloh Pasti beri yang Terbaik

Bismillah..
“umur berapa? 20 tahun ya?? kapan nikah??”

bagi para wanita yang beranjak 20, pasti tak jarang mendapatkan rentetan tanya semacam itu dari siapapun, entah teman atau tetangga. entah sekedar meledek sampai yang berniat mencarikan.

dan acapkali pertanyaan seperti itu membuat hati yang tenang menjadi galau, meski sedikit atau sebentar. terlebih bagi mereka yang memang belum memiliki calon. atau yang sudah mengajukan form taaruf namun belum ada balasan. uwah rasanya pasti campur aduk.

tiap sepertiga malam selalu terselip doa tentang seseorang yang kelak menjadi imamnya.

luar biasa memang, ketika kita menjalani sesuatu sesuai dengan syariatnya. tentu memiliki ujian yang jauh lebih sulit daripada mereka yang melanggar. benar bukan ??
ya bagaimana tidak, menikahi seseorang yang belum tentu kita kenal. apalagi proses taaruf yang terbilang singkat, mungkin bagi sebagian orang dibilang nekat, tapi bagi yang paham tentu ia hanya mencoba untuk taat.

dan selama prosesnya pun pasti banyak kekhawatiran yang timbul. berbagai pertanyaan yang membuat ragu pasti akan muncul. ya memang tugas setan untuk menakut nakuti bukan ? memberi beribu angan angan masa depan yang suram? tapi coba kau lihat mereka yang berpacaran.. tak ada sedikitpun kekhawatiran ataupun ketakutan pada Yang Maha Kuasa, padahal mereka sedang terang terangan bermaksiat padaNya.

lalu apa maksud dari judul di atas? bahwa Alloh akan memberi yang terbaik??

ya baik..
yang ingin saya sampaikan, sering dari kita para akhowat mendikte Alloh dalam meminta jodoh yang kita harapkan. sah sah saja memang, toh mintanya juga ke Yang Maha Pemurah. ya memang, tapiii.. coba kita berpikir sejenak. ketika kita meminta seperti itu apa pernah kita berpikir apa yang baik menurut Alloh ? padahal Alloh tentu lebih tau apa yang terbaik untuk kita kan ??

ketika kita meminta Robbi, berikan aku jodoh yang sholeh, tampan, mapan, putih kaya tulang, tinggi kaya tiang, nah loh ???
cari suami atau cari apa nih ??
bahkan sampai meminta jangan bau, jangan ngorok, jangan ileran pas tidur. ma syaa Alloh, kenapa ko rasanya malah mempersulit ya ??
khawatirnya ketika Alloh tidak memberikan apa yang kita minta justru malah berujung kekecewaan dan menjudge Alloh dengan bermacam umpatan. ga adil lah, ga pemurah lah. naudzubillah !

jadi, saat ini mari bangun keyakinan. bahwa bukankah Alloh selalu menghendaki kebaikan pada hambaNya?? bukankah Alloh tau yang terbaik untuk hamba hambaNya?? justru kitalah yang terkadang enggan untuk menerima kebaikan yang Alloh takdirkan..

maka permudahlah doa kita, tentu untuk kebaikan kita sendiri. tentu Alloh mah ga keberatan dengan doa yang setinggi apapun. kita ubah dalam doa kita. cukup meminta, Ya Robbi yang Maha Mengetahui, berikanlah yang terbaik dari sisiMu untuk ku, dan bantulah aku, lapangkanlah hatiku untuk menerima jodoh terbaik dariMu. buat aku ridho atas segala ketetapanMu. sungguh aku yakin, bahwa Kau tak akan menzholimi hambaMu yang meminta. kabulkanlah Robbi, aamiin.

Kisah Inspiratif

bismillah..
bada tahmid wa sholawat..

siang kemarin, ada seorang ustadz yang baru saya temui 2x berbagi sebuah kisah inspiratif.

“dulu, sewaktu saya muda..ya meskipun sekarang masih muda juga.. hehe..” ucap ustadz yang diselingi tawa kecil
“saya terbiasa melakukan perjalanan 2 bulan sekali bersama seorang sahabat. bermodalkan sepeda motor sederhana kami berangkat dari kota kami tinggal, Solo mengelilingi pulau jawa. Berdakwah, melihat kondisi umat islam, mengambil pelajaran dari tiap tempat yang kami singgahi.

tapi di satu waktu, tahun 2008 lebih tepatnya, Alloh memberi kami ujian. kami mengalami kecelakaan yang waktu itu membuat kaki saya patah dan urat nadi sahabat saya hampir putus. orang orang berdatangan memberi pertolongan. saya minta tolong untuk diambilkan air, karena biasanya air putih bisa membantu menenangkan diri. saya berikan air itu pada sahabat saya.

“ustadz, minum ini..” ucap saya pada sahabat yang sekaligus menjadi guru saya.
“sekarang jam berapa?” tanyanya.
“setengah 5 ustadz.”
“nanti saja minumnya, tanggung saya lagi daud.”
“tapi ini darurat tadz, Alloh pun memberikan rukhsokh.”
“nda apa apa. cuma gini doang ko.”

subhanalloh, padahal luka beliau jauh lebih parah saat itu. tapi mati dalam keadaan berpuasa lebih ia sukai dibanding harus membatalkan puasanya.

singkat cerita, beberapa jam kemudian kami dibawa kerumah sakit untuk dioperasi. saya dibawa ke ruangan yang di dalamnya terdapat pasien pasien yang sedang dibius. qodarulloh, waktu itu saya hanya dibius lokal dari perut ke bawah, karena yang luka di bagian kaki saya. dalam keadaan seperti itu, saya mendapat pelajaran yang luar biasa. ternyata, meski semua orang didalm ruangan itu terbius tapi mulut mereka tetap mengeluarkan kata kata.

ada seorang pasien wanita, dari lisannya keluar kata kata yang isinya rayuan. seperti seorang wanita “nakal” yang menggoda laki laki. naudzubillah
di sebelah wanita itu ada juga seorang laki laki, katanya dari pesantren. tapi lisannya justru keluar kata kata kasar, isinya kebun binatang. suster yang menanganinya sempat kesal memaksa anak itu berhenti dan menggantinya dengan istighfar, sholawat, dan sebagainya meskipun anak itu tidak sadar.

dari situ saya ketakutan, saya berdoa “ya Alloh jangan biarkan saya dibius total.” saya takut yang keluar dari lisan saya tak ubahnya seperti dua lisan yang saya dengar tersebut.

tapi ada satu orang yang lisannya mengeluarkan kalimat kalimat thoyyibah. masyaa Alloh. menangis saya dibuatnya. dalam kondisi tidak sadar pun yang diingat Alloh, bagaimana dalam kondisi sadarnya? ya, orang itu adalah sahabat sekaligus guru saya. Allohu Akbar. sodaqta ya Alloh !

maha benar Alloh bahwa kelak ketika kita dibangkitkan, yang berkata bukan lagi lisan yang menipu. tak ada lagi yang mampu menutupi aib aib kita. semuanya dibuka, semuanya menjadi saksi.

QS. An Nuur 24

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴿٢٤﴾
“Yauma tasyhadu `alaihim alsinatuhum wa aidiihim wa arjuluhum bimaa kaanuu ya`lamuuna”.

”pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.

QS. Yaasiin 65.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴿٦٥﴾
“Al yauma nahtimu `alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuuna”.

”Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”

lalu pertanyaanya, bagaimana dengan kita? apa yang akan keluar dari lisan kita ketika kita tidak sadar? akan seperti apa anggota badan kita bersaksi atas diri kita nanti?
jawabannya dikembalikan lagi pada kita. yuk, instropeksi
semoga bermanfaat dan bisa diambil pelajaran.

Catatan Hari Kemarin

Alhamdulillah. Aku benar-benar bersyukur tlah diijinkan menjadi bagian dari hari kemarin. Hari yang tak dapat kuungkap dengan kata-kata selain “AJAIB!”.  Memang tak ada skenario yang dapat menandingi keindahan skenarioNya. Menyaksikan dengan 2 mata kepala ini, peristiwa-peristiwa bersejarah haha.. tak kan terlupa mungkin.

“akad nikah sederhana”

memang benar ya, Islam itu sederhana tak menyulitkan. Seperti kisah ajaib pertama dari saudariku ini, kusebut saja ukhti A. setelah sekian waktu bertaaruf, tiba  masanya untuk mengucap janji setia. Diawali dengan ketegangan pastinya, dapat kurasa melalui genggaman tangannya yang sudah basah, peluh akan keringat. Oya, aku belum memberitahu ya? Pada saat ijab qobul, kedua mempelai masih terpisah. Jadi kami, akhwat menunggu di ruang berbeda..hanya dapat mendengar dari balik dinding.
terdengar penghulu mempersilahkan sang pria memulai ijab qabulnya. Tak perlu ditanya seperti apa rasanya, aku saja yang sekedar mendampingi sudah sakit perut >.<. apalagi sempat tersendat di pengucapan pertama. Huaaaa dag dig dug!! Alhamdulillah yang kedua diberi kelancaran..
dan tahukah? Yang membuat pipiku seketika merona adalah saat semua orang bersorak “sah!”, diikuti mempelai wanita dan pria diminta untuk mendekat, saling tatap, daaaannnn…cium tangan pertanda halal!! romantis. Mengingatkanku dengan mimpi itu.. hemm. Sederhana memang, tanpa musik, tanpa tenda  dan makanan berlebihan, tapi justru disitu letak kebarkahannya.. bahkan, sampai malam tadi mataku masih mengerjap-ngerjap, membayangkan aku berada diposisinya dengan hati yang mungkin masih bertanya-tanya, “apa benar aku telah menjadi seorang istri??”  subhanallah..

“pertemuan tak terduga”

Disamping akad nikah sederhana, ada kisah ajaib dari saudariku yang lainnya. Seperti ku bilang diawal, tak ada skenario seindah dan sehebat skenarioNya. Entah ini yang disebut jodoh atau apa, tapi ku pikir semalam tadi pasti mulai ada letupan-letupan didadanya. ~senyum-senyum sendiri..Bagaimana tidak? Pada saat ijab qobul ukhti A,dia menyenggol lenganku. Ku tanya, “ada apa?” wajahnya terlihat tak tenang seraya sesekali mencuri2 pandang kearah luar. Ternyata, matanya mendapati sosok yang tak asing. Ya, seorang ikhwan yang dulu sempat ia ceritakan kepadaku, yang menurutnya sholih, yang tak lain adalah teman kuliahnya. Selama ini dia berpikir bahwa ikhwan itu bukan lah salah satu bagian dari perahu yang saat ini ia tumpangi. Tapi apa kenyataaannya? Tiba-tiba ia datang di hari indah kemarin. Ia datang, sekaligus mengubah prasangkaannya itu. Ibarat angin segar..huaa. Aku tak benar-benar dapat memastikan apa yang ia rasa kala itu, tapi kuharap..kehadiran ikhwan itu tak mengganggu kekhusyu’an hatinya.. hihi, ~keep ur heart ukhti!

“pernikahan sebaya”

ini kisah ajaib terakhir, tapi paling manis.^^ ya,,senja sudah hampir terlihat, gemuru-gemuruh kecil pertanda hujanpun sudah bersautan. Tapi agendaku belum usai, masih harus mendatangi walimahan teman sekolahku, mereka 2 orang..kembar! dan nikahnya pun barengan!!hemmm.. saat pertama sampai, aku sudah dikejutkan dengan salah satu suami temanku itu. Eitss, bukan terkejut karena yang enggak-enggak, tapi karena itu lohhh..masih muda banget. Kurasa hampir sebaya dengan temanku itu, atau lebih tua 1 – 2 tahun mungkin. Ya, berarti sekitar 20-21 tahun. MasyaAlloh, pernikahan sebaya yang dalam usia benar-benar muda. Siapa lagi yang dapat melakukannya selain mereka yang berani, yang memiliki keyakinan tinggi pada Rabb-nya. Aku memang sudah lumayan lama merindukan saat-saat seperti yang temanku rasakan sekarang. Tapi aku belum cukup berani, belum cukup yakin dengan usiaku yang saat ini masih 18 tahun. Jadi, kupikir dengan aku mendatangi walimah itu akan biasa saja, tak berpengaruh! Tapi nyatanya…benar-benar mengganggu ~hiks! Membuat rindu kembali menari-nari diatas kepalaku, seperti meledek. Membisikkan “ayo..kapan giliran kamu?” hua..help! membuatku kembali menjerit dalam hati, “bisakah aku menjadi rapunzel sekarang juga?! Dengan pendengaran, penglihatan, dan hati yang masih suci?!” ~menghela nafas.

luar biasa, sungguh ajaib hari kemarin! Aku yakin, suatu hari nanti aku pasti merasakan apa yang mereka rasakan saat ini. Diluar pertemuan tak terduga itu tentunya,tapi…dari pertemuan itu aku mengambil pelajaran. Ya..janganlah sekali-kali membenci seseorang, karena boleh jadi esok lusa tanpa diduga, takdir akan membawamu menemuinya, dan kau akan mendapatinya tlah menjadi sosok yang jauh lebih baik hingga membuatmu balik menyukainya.. aww! ^^

<3 seindah wanita sholehah <3

Seindah wanita sholehah..

Yang tetap mulia meski dia bukan seorang sarjana..

Yang tetap kaya meski dia bukan pengusaha muda..

Seindah wanita sholeha..

Sebagaimana Islam yang juga indah..
Sebagaimana Islam yang hakikatnya mudah..

Laa tahzan..

Jika dirimu tak bisa merasakan bangku perkuliahan, tak bisa menjadi apa yang kau cita citakan..

bukan berarti mengajarkan kau untuk pesimis,

hanya saja, terkadang memang ada hal hal yg tak bisa terwujud hanya dgn sikap optimis,

hanya saja, terkadang memang ada hal hal yang cukup kita lepaskan dgn senyuman manis,

karena boleh jadi,

Dia punya rencana yg lain, jalan lebih baik, lebih indah..

Seindah wanita sholehah,

ketahuilah

jika dirimu tak bergelar sarjana, belum tentu kau bukan sosok ibunda cerdas,

belum tentu Alloh tidak memberikan pahala tanpa batas,

ketahuilah,

bahwa Islam tak pernah menyulitkan, Alloh selalu memberi pilihan, membuka kesempatan..

Jika pintu surga tak bisa kau buka dgn gelar sarjana,

maka kau, yang dipandang sbg “ibu rumah tangga”,

bahwa ibu rumah tangga belum sempurna tanpa gelar sarjana,

jangan sedih jika kau dipandang sebelah mata,

karena tahukah kau wanita sholehah?

Setiap tetes keringatmu yg mengalir dari tugasmu sebagai ibu rumah tangga,

mulai dari, mencuci, mengepel sampai mengelap kaca,

tak dibiarkanNya bgtu saja..

Melainkan tiap tetesannya, akan diberi ganjaran, yaitu syurga sama seperti mereka yg sarjana..

Karena begitulah kau sholehah,

entah sarjana, pengusaha, atau sekedar ibu rumah tangga,

kau tetap indah..

Seindah wanita sholehah..

^__^

untukmu yang dipanggil “ukhti sayang..”

Dear ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, apa kabar iman-mu hari ini? Semoga Allah Yang Maha Indah selalu memberi keindahan padamu dan melindungimu dari segala keburukan

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, sebaik2 perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan “perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami.” (HR.Ibnu Hibbab dari Abu Hurairah)

 

Ukhti-ukhtiku,

Pagi ini aku membaca sebuah buku didalamnya terdapat 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulallah.

Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adl:

1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah

3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu org yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang

4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah

6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.

8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wannita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

 

 

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Begitu indah menjadi wanita Dengan kelembutan dan kasihnya Dapat merubah dunia

Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah Agar negeri menjadi indah Karena dirimu adalah tiang negeri ini

 

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Tidakkah dirimu galau

Melihat keadaan negeri saat ini Apa yang akan kau katakan pada anakmu kelak Saat ia bertanya mengapa negeriku sperti ini?

Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah Karena esok negeri ini ditangan generasi kita

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Begitu indah menjadi istri Setiap perbuatannya merupakan pahala untukmu Lakukan dengan ikhlas karena Allah Insya Allah dunia akhirat ada ditanganmu

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Semoga Allah yang Maha baik Menjadikan kita wanita dan istri sholehah Membantu dan membimbing kita untuk tetap dijalanNya Amiin.

 

Sumber : Eramuslim

ga ngaji?? ga trendiii :D

ga ngaji?? ga trendiii 😀

July 25, 2013 at 10:55am

PublicFriendsOnly MeCustomClose FriendsBerjihad Di Jalan AllahSee all lists…Bogor, Indonesia AreaSMK PGRI 1 CIBINONG (SEMPOER)SMK PGRI 1 CIBINONGIncheon, Korea AreaTKJ (Teknik Komputer Jaringan)FamilyAcquaintancesGo Back

 

Mungkin kau adalah peserta atau juga bahkan adalah pengisi, ataupun sekedar orang yang pernah melihat dan menemui fenomena seperti ini, di zaman ini:

 

“…ketika beliau keluar tiba-tiba beliau dapati para sahabat duduk dalam halaqah (lingkaran). Beliau bertanya, “Apakah yang mendorong kalian duduk seperti ini?”. Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir dan memuji Allah atas hidayah yang Allah berikan sehingga kami memeluk Islam.”

Maka Rasulullah bertanya, “Demi Allah, kalian tidak duduk melainkan untuk itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak duduk kecuali untuk itu”. Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya saya bertanya bukan karena ragu-ragu, tetapi Jibril datang kepadaku memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat.” (HR. Muslim)

 

Di tempat inilah disambung keteladanan sejarah. Di forum seperti yang dicontohkan para sahabat, para ghuraba’ (orang-orang terasing) masa kini mewujudkan sada Nabi bahwa mukmin itu cermin bagi mukmin yang lain Mereka saling bercermin diri, tentang perkembangan tilawah Al-Quran dan hafalannya, tentang shalat malamnya, dan tentang puasa sunnahnya. Semangatnya tergugah mendengar yang lain menyalip amal-amalnya. Ia jadi malu mendapati dirinya tak bisa mengatur waktu.

 

Mereka saling meyebutkan kabar gembira sampai semua merasa bahagia mendengar salah seorang sahabatnya mendapat nilai A. Mereka saling berbagi agar masalah tak terasa sendiri dihadapi. Ada yang bercerita tentang amanah-amanah dakwahnya yang katanya semakin mengasyikan, atau semakin menantang. Yang berkeluasan rizqi, mambawakan pisang goreng yang tadi pagi dibuat ibunya, atau mangga yang dipetik dari halaman rumahnya.

 

Sesekali mereka ganti setting forumnya, dengan menginap agar bisa lebih panjang bercengkrama. Lalu mereka dirikan Qiyamullail bersama. Pernah juga mereka lakukan wisata. Mereka bertemu ditempat rekreasi yang sepi, mengingat Ilahi dan mengagumi kebesaran ciptaanNya. Mereka berdiskusi disaksikan air terjun, punggung bukit bercemara, hutan berlembah yang menawan, atau pasir pantai memutih diterpa gelombang.

 

Tentu saja yang jauh lebih utama, mereka mengingat Allah dalam sebuah kumpulan, agar Allah mengingat mereka dalam kumpulan yang lebih baik. Mereka baca kitabullah, mereka kupas isinya, meraka dapati bahwa Al Quran menyuruh mereka bersaudara dalam cinta dan mentauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak ada tekad ketika bubar dan saling bersalaman mendoakan, selain agar yang mereka bahas menjadi amal kenyataan.

 

“Tidaklah suatu kaum berjumpa di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah, dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi majelisnya, Malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka dengan bangga di depan malaikat-malaikat yang ada di sisiNya” (HR Muslim, dari Abu Hurairah)

 

Di sana bisa kita jumpai wajah saudara yang jenaka, yang pendiam, dan yang tampak lelah karena banyak amanah. Tapi Subhanallah… Ini adalah cahaya yang bergetar diantara mereka. Ia bergetar untuk menjadi refleksi jiwa, percepatan perbaikan diri dan perbaikan umat dalam medium atmosfer cinta. Saya tak ragu lagi menyebut forum yang terkenal dengan kata liqa’at (pertemuan) ini, sebagai Getar Cahaya di Atmosfer Cinta .

 

Bahkan ketika suatu waktu anda yang belum pernah mengikuti forum ini tidak sengaja menemui mereka sedang ada di Masjid Kampus, Mushola Sekolah, rumah seorang Ustadz atau markaz dakwah, lalu anda bergabung dengan niat serta keperluan yang lain atau mungkin karena iseng saja, anda tak akan pernah kecewa. Percayalah, anda tak akan pernah kecewa.

 

“… Seorang malaikat berkata, “Rabbi, di majelis itu ada orang yang bukan dari golongan mereka, hanya bertepatan ada keperluan maka datang ke majelis itu. Allah berfirman, “Mereka adalah ahli majelis yang tiada akan kecewa siapa pun yang duduk membersamainya!” (Mutaffaq ‘Alaih, dari Abu Hurairah)

 

Maka demi Allah, apa yang anda tunggu? Perkenalkan diri anda pada mereka sejelas-jelasnya. Katakan, anda ingin bergabung dengan pertemuan pekanan mereka. Kalau majelis itu sudah terlalu sesak, lalu efektifitasnya drop, pengasuh majelis itu pasti akan mencarikan sebuah majelis lain yang indah untuk anda. Kalau disekolah anda ada kegiatan bernama Mentoring, Asisten Agama Islam atau nama lainnya, barangkali itu pintu lain bagi anda memasuki Getar Cahaya di Atmosfer Cinta ini. Setelah itu, bisa jadi Allah akan menguji anda bahwa majelis ini tidak seperti yang anda harapkan. Maka bersabarlah…

 

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Alam Nasyrah 5-6)

 

(Salim A. Fillah, Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan)

~karena aku hanya manusia biasa..

Bukan aku tak pernah menangis, aku pernah ! Bahkan dengan parah..!
Terisak dalam genangannya,
begitu pilu sampai aku menepuk nepuk dada..
Karena apa ? Karena aku hanya manusia biasa..

Tp aku, hanya tak ingin membawanya ke permukaan..
Biar aku hanya tersudut di dibawah selimutNya..
Karena apa ? Karena aku, manusia biasa yang menyadari keberadaanNya..

Bukan aku tak pernah marah..aku pernah marah !
Bahkan hatiku bergejolak dalam kobarannya,
tp aku hanya, tak ingin meluapkannya..
Karena aku hanya manusia biasa yang tak berhak melawan aturanNya..

Dan..

Bagaimana dengan cinta..??

Aku pernah..! Bahkan sempat terbelenggu dalam bejana rindu..
Dan tersiksa karena rasa yg memaksa untuk bertemu, bahkan meski itu hanya dari balik tirai mataku !

Tp aku ..
Aku yang hanya manusia biasa, tak dapat menahan itu ?! Tak dapat membiarkan 2 nama beradu di hatiku,
tak dapat membiarkan 2 nama terpasung dalam pikiranku

jadi aku, manusia biasa yang tahu akan keMaha-anMu,
menyerahkan rasa itu padaMu,
biarkanMu yang mengusap satu per satu rindu itu,

aku..hanya manusia biasa..
Yang juga memiliki setumpuk emosi dalam dada..
Entah itu duka, sepi, rindu, dan sebagainya..

Jadi..mengapa aku seperti ini ? Mengapa aku memilih sendiri ? Mengapa aku memilih berserah diri ?

Karena aku.. Ya.. Aku..!!
Hanyalah manusia biasa..
Yang sadar, bahwa Engkau benar adanya..

Diluar dari keterbatasanku, ketidakberdayaanku, egoku, amarahku, benciku, sampai rasa paling sakit yang pernah memenuhi ruang hatiku..

Aku..hanya mencoba untuk tetap sadar..
Sadar akan kehambaanku dan sadar akan keMahaanMu..

~aku tak seberuntung mereka…(??)

Bismillah

“aku tak seberuntung mereka..”

sepertinya bukan kalimat yang bagus, benar begitu ??

Ya..

“aku tak seberuntung mereka..”
merupakan sepenggal kalimat yg mengandung keluhan. Dan pasti kita semua pernah mengucapkannya, meski hanya dalam hati. Termasuk saya..

Tapi, mari kita ambil hikmah dan pelajaran dari sepenggal kalimat ini..

Kita biasanya (atau mungkin subjek’a diganti menjadi saya?) baik ! 🙂

saya biasanya, mengucapkan kalimat ini disaat berada dalam kondisi kekurangan. Pastilah, mana mungkin ketika kita merasa lebih akan mengucapkan kalimat ini ??

Contoh :

– “aku tak seberuntung mereka yg dapat menjadi penulis tanpa harus bingung memikirkan kemana mencari laptop, notebook, netbook, atau setidaknya komputer meski telah usang !”

atau yg lebih umum..

– “aku tak seberuntung mereka yg dapat kuliah tanpa harus pusing mencari uang untuk biaya perkuliahannya..”

tapi, marilah sejenak kita menjadi manusia yg berpikir. Menelaah setiap hal sebelum mengucapkannya. Atau jelasnya, kita harus berpikir tentang kelebihan2 yg ada untuk disyukuri sebelum mengeluh terlebih dahulu.

Jika kita mau berpikir, mengenai keluhan yg pertama. Mungkin, mereka para penulis yg memiliki fasilitas pendukung memadai belum tentu tulisan2a itu bermanfaat. Ga percaya ? Pernahkah kalian membaca ini :

“setiap penulis akan mati, hanya karyanya yang akan terus abadi. Maka tulislah tulisan yang dapat membahagiakanmu diakhirat nanti.” (Ali bin Abi Thalib)

see ?? Ga semua penulis yg karyanya tu akan bermanfaat. Jgankan untuk orang lain, untuk dirinya saja tidak meninggalkan apa apa selain sejumlah materi atau ketenaran yg menyilaukan.

Jadi, kenapa harus mengeluh seperti itu? Tulislah tulisan yg bermanfaat meski sedikit. Karena sebanyak apapun kebaikan yg terdapat di dalam tulisan ( di luar Al Qur’an, Sunnah dan kitab2 para sahabat dan ulil amri) tetap saja lebih baik satu kebaikan nyata meski itu sifat’a kecil atau sedikit.

Karena tulisan tidak bersifat nyata, hanya mampu menggerakkan hati, memberikan motivasi atau inspirasi, itu pun dengan seizinNya..

Diluar bentuk penciptaannya, manusia tu sesungguhnya tidak ada yg sempurna. Orang yg memiliki kelebihan diuji dengan kelebihannya. Orang yg memiliki kekurangan diuji dengan kekurangannya..

Jadi, stop sugesti negatif seperti itu dari sekarang..

Jadilah orang yg berpikir, karena dengan berpikir akan menimbulkan kesadaran. Dari kesadaran timbul kebaikan yg diantaranya rasa syukur. Dan dari semua itu, maka insyaAlloh kita akan menjadi org2 beruntung..

So..coba deh mulai sekarang diganti kalimatnya,

bukan “aku tak seberuntung mereka..”

tapi, “mereka tak seberuntung aku..”

~sekian
senyum dari saya 🙂
wassalam

~laa tahzan ‘-)

Laa Tahzan..

Jika kamu sudah membuat keputusan, maka lanjutkanlah, jalankan..

Menjadi berbeda? Tak apa, Alloh Maha Tahu..

Ingin seperti mereka? Tak perlu, untuk apa??

Merasa sepi? Sakit? Sendiri..
Lawan, jangan sampai engkau lemah karenanya..

Prinsipmu adalah pondasimu..
Dibawah koridorNya, kau berjalan meniti jalan sukar lagi mendaki..

Lebih banyak luka, karena memang kau sudah keluar dr zona nyamanmu..

Tak ada yang salah dengan rasa pedulimu trhadap mereka, yg salah adalah ketika kau mengharapkan hal serupa dr mereka..

Jadi, tetap kukuhlah dalam prinsipmu..
Biarkan mreka yg mengganggu pikiranmu..
Ttg bgmn jelasnya dirimu, cukuplah Alloh yg Tau..

Tetaplah tenang dalam kesendirianmu, kebisuanmu, cukuplah ilmu yang menghiasi tembok ratapanmu..

Bertahanlah dalam jual belimu, sampai semuanya habis, tak ada lg yg kau miliki, agar kau mendapat kemenangan yg agung.. Yaitu syurga..

“Sesungguhnya Alloh membeli dr orang2 mukmin, baik diri maupun harta mereka dgn memberikan surga u/ mereka. Mereka berperang d jalan Alloh; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sbg) janji yg benar dr Alloh di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yg lebih menepati janjinya selain Alloh? Maka bergembiralah dgn jual beli yg telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yg agung.” (QS. At Taubah : 111)Av_0lS8CAAAHzoo.jpg large

~tentang sabar

Ketika ku baca kisah sabar..

Tentang seorang murid yg menuruti gurunya dengan sabar..

Mendaki puncak gunung hanya untuk menemuinya, dengan sabar..

Semak belukar dan batu besar disepanjang jalan,

tak dijadikan alasan sebagai penghalang jalannya,

melainkan dia petik hikmah,

“alhamdulillah, ada batu yang bisa dijadikan pijakan dan semak belukar yg dijadikan pegangan hingga pada akhirnya saya bisa sampai..” ujarnya

bagaimana dia bisa berpikir sebijak itu?

Karena sabar, tentunya..

Namun 1 yg ku tau, dia memiliki tujuan, dia tau kemana ia akan sampai, sehingga dia bisa sabar..

Lantas bagaimana jika dia tdak mempunyai tjuan? Bgung tak punya pilihan,

ada persimpangan,

jawabnya hanya satu,

ya, tetap saja harus sabar, hanya saja harus ditambah baik sangka,

sebagai pupuk
agar tak cepat mati kesabarannya,

seperti Nabi Musa yang berdo’a, tentang firaun dan kaumnya tentunya,

dan taukah berapa lama doa’a dikabulkan ?

40 tahun,

subhanalloh,

dan dengan apa dia menunggu selama itu?

Dengan sabar, tentunya..

Apa itu saja?

Tidak, ada baik sangka sbg pemanisnya..

Terkadang, sabar tak harus diucap dengan kata,

namun cukup dengan diam didepan manusia,

namun berkicau do’a dihadapanNya,

karena apa? Karena seperti pada firmanNya dalam Al Baqoroh ayat 153

bahwa, “mintalah pertolongan kepada Alloh dgn sabar dan sholat, krna sesungguhnya Alloh bersama orang orang yg sabar..”

semoga hati ini senantiasa dihiasi rasa sabar,

karena ketika kita tak tau harus berbuat apa, maka sebenarnya sabarlah yang menjadi solusinya,

S.T.O.P Jadi Muslimah nyebelin, PLEASE…!!

STOP !! Jadi muslimah nyebelin, PLEASE …

Jangan asal JaIz (Jaga Izzah)

betul sih sikap harus dijaga, trutma pd lwan jnis. Tp kalau thdp muslimah lain, knp harus bgtu juga?

Lbih alim, lbih diam, keliatan lbih brilmu, mgkin g spnuhnya salah. Tp hruskah lbh dgin, eksklusif, dan tidak hangat, hingga menimbulkan jarak..??

Resik, rapi, bersih udah..

Tapi ngomong nyelekit, ngerusak kebahagiaan tmen, komunikasi seenaknya, dtanya malah ngeremehin, muka asem, pelit ilmu, ga pekaa..

APAA KATA DUNIAAAA ???

*gubrak deh !!

Pendiam bukan brarti ga ramah loh..

Hemm..

Terkadang sbg muslimah sering merasa cukup dgn penampilan luar,

dan melupakan akhlak yang juga penting !!

Muslimah itu harus bisa bkin nyaman orang2 dsekelilingnya..

At least, ga ngerusak mood deh, ga bkin males buat dket2 sama dia..

Hhgghhh..

So..
STOP ! Jadi muslimah nyebelin, PLEASE !!
Peka sedikit, lebih ramah, ga seenaknya !!

~sekian dan terimakasih
*trinspirasi dr buku Jangan Jadi Muslimah Nyebelin! , Asma Nadiaimages

<3 Alhamdulillah, saya bukan akhwat idola ikhwan..^^

Cerita tentang seorang akhwat di negeri antah berantah yang tetap mentah (udah ga matang, ga ketahuan lagi..) tentang sosok akhwat idaman…

Eittss….ilustrasi dikit ya…

Ukhti M, sosok akhwat manis, aktivitasnya juga ga pernah habis, suka puasa senin kamis, apalagi kalo kantong lagi tipis, di wajhah manapun selalu ditempatkan pada amanah yang strategis! Dan karena itulah banyak menarik simpati ikhwan mulai yang punya jenggot tipis sampe yang dagunya mulus klimis alias kagak tumbuh jenggot sama sekali. Yeah…ukhti M memang akhwat idola mulai dari kampus sampai diluar kampus, tapi Alhamdulillah ukhti satu ini masih bisa jaga hijab dengan sangat baik, meski kadang berkelebat dalam hati sebuah kebanggaan bahwa ia bisa menjadi idola para ikhwan dan semua orang.

Lain ukhti M, lain pula ukhti X. Dia sosok biasa, legowo nerima amanah dimana saja yang penting mampu dikerjakannya. Urusan cantik jangan ditanya, karna konon kata si ukhti, semua wanita terlahir cantik, kalo ganteng itu slogannya ikhwan, kalo canteng (cantik ganteng) itu baru dipertanyakan kenapa makhluk kaya gitu ada di dunia?? Meski begitu, akhwat satu ini sangat bersahaja, itu diakui hampir semua akhwat yang mengenalnya, meski dikalangan ikhwan mereka ga bakal tahu ukhti X itu yang mana orangnya.

Udah loading belum sama ilustrasi diatas???
Belum??
Ya sudah…baca lagi nih sampe ending nemo (eh salah ya, itu Finding Nemo, judul film!!!)
Bagi ukhti X, menjadi idola atau tidak dikalangan aktivis dakwah atau non aktivis bukanlah sebuah obesesi yang harus dikejar, karena tujuan kita bersyiar adalah hanya untuk meraih ridho Allah. Meski kadang terbersit dalam hatinya sebuah iri kepada ukhti M atau akhwat lainnya yang sering menjadi perbincangan kalangan ikhwan dan bahkan menjadi calon istri idaman bagi mereka. Semua orang termasuk ikhwan sangat senang bergaul dengan mereka, dan tak pernah bosan, berbeda dengan dirinya yang jika berbicara dengan ikhwan cukup seperlunya, mungkin itu yang membuat ikhwan tidak pernah merasa nyaman berinteraksi atau sekedar share ilmu dengannya. Namun, mari kita belajar pada kata-kata yang selalu diingat oleh ukhti X…

Saya mungkin memang bukan akhwat yang menyenangkan bagi semua orang…
Saya mungkin memang kurang disukai para ikhwan…
Saya mungkin memang tidak pantas menjadi akhwat idaman…
Tapi menjadi seorang akhwat idola bukanlah sebuah kebanggaan…

Justru saya harusnya bersyukur…
Artinya Allah menjagakan hijab yang sedang saya jaga…
Mungkin saja mereka yang menjadi idola dan sering mendapat “apresiasi” dari fans-nya, apalagi dari ikhwan akan sibuk sekali menata hatinya agar tidak terjebak dalam celah hati yang dibuka oleh syaitan…
Sedangkan saya, saya akan lebih sibuk dengan amal-amal saya, tenaga saya tidak akan terkuras hanya untuk menangani urusan hati…
Subhanallah, ini adalah nikmat Allah yang luar biasa…

Maka benar apa Allah katakan dalam ayat alqur’an, “boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu. Engkau tidak tahu tapi Allah lebih tahu” (QS. Al Baqarah 216)

Alangkah lebih baik jika saya sibuk agar menjadi wanita yang dicintai Allah…
Dicintai pula oleh malaikat dan penghuni langit…
Sehingga saya selalu menjadi bahan pembicaraan mereka…
Dan terlebih akan mampu menjadi jiwa yang dirindukan oleh syurga…
So…bukan akhwat idola ikhwan, Emang Gue Pikirin???

~no AFWAN for dakwah

Bismillah…

‘Afwan, satu kata yang seringkali terlontar dari lisan aktivis dakwah. Entah berapa banyak sudah kata ‘afwan yang kita keluarkan. Salahkah? Tentu tidak. Karena ‘afwan adalah kata yang digunakan sebagai awalan untuk mengungkap permohonan maaf atas suatu kesalahan, kelemahan, ketakberdayaan, atau kekurangan. Tapi bagaimana jika kata ‘afwan disalahtempatkan? ‘Afwan digunakan sebagai senjata ampuh untuk ngeles dari satu amanah ke amanah lain yang (‘afwan) mungkin tak begitu penting (lagi-lagi fiqh prioritas). Rasanya kata afwan tidak pernah lepas dari ritual komunikasi kita. Sedikit-sedikit, ‘afwan… Sebentar-sebentar, ‘afwan… Kapan kita akan menjadi da’i yang profesional??

Ada lagi yang lebih suka berlindung di balik kelemahan, sehingga mudah baginya untuk mencari alasan untuk berkata ‘afwan karena kelemahannya itu. Parahnya lagi, jika hal itu dilakukan oleh kader yang sudah matang. Mungkin benar kata seorang ustadz: kader, semakin bertambah usia tarbiyahnya, semakin pandai pula ia membuat alasan untuk berkata: ‘afwan…

Teknologi yang semakin canggih begitu memanjakan diri. Dulu, para Assabikunal awwaluun bisa menempuh jarak bermil-mil hanya demi mencharge ruhiyahnya (liqo). Namun kini, tidak ada kendaraan menjadi alasan untuk tidak hadir ke sebuah kajian padahal jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan. Membaca artikel-artikel di internet lebih kita sukai dari pada berguru secara talaqqi. Telepon dan SMS semakin memudahkan para aktivis untuk meminta izin dan mengurangi jadwal silaturrahim.

Kita tahu  bahwa definisi Jiddiyah adalah menjalankan tugas-tugas syar’i, tarbawi, tandzimi, dan da’awi dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi segala hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas dakwah secara optimal. Nah, pertanyaannya, optimal yang seperti apa? Benarkah sudah optimal? Optimalisasi berarti menggunakan semua sumber daya yang kita miliki sampai di titik terlemah! Sampai habis-habisan! Sampai terkapar-kapar! (meminjam istilah Ustadz Zahri).

Kader militan adalah kader yang ketika mendapat tugas dan mendengar perintah dari qiyadah meresponnya dengan cepat tanpa ragu-ragu dan berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas dan perintah yang datang adalah untuk segera dilaksanakan bukan untuk didiskusikan.

Bagaimana kemenangan akan terlihat nyata, jika yang kita berikan hanyalah sisa. Sisa potensi, sisa pikiran, sisa tenaga, dan sisa dana. Ustadz Ibnu Jarir pernah berpesan dalam muhasabahnya: Lemahnya ruhiyah dan hamasah akibat pengaruh besar keduniaan, telah melemahkan tapak-tapak kita dalam menaiki tangga kemulyaan, memperkecil nyali kita di hadapan kemungkaran dan kemaksiyatan, merenggangkan kerekatan hangatnya ruh persaudaraan, bahkan meredupkan pancaran cahaya hubbus syahadah yang menjadi cita-cita pejuang. Membangun kokohnya akhirat hanya dengan mengandalkan sisa-sisa dari dunia kita, berkeinginan menyelesaikan tugas-tugas besar dengan mengandalkan sisa-sisa waktu kita, merindukan ridho Allah hanya dengan mujahadah sekadarnya. Bila hanya sebatas itu pengorbanan kita, akankah pertolongan Allah dapat kita raih? Akankah kemenangan dan futuh yang dijanjikan Allah dapat kita petik?

Berkaca pada sahabat:

Apa bedanya kita dengan generasi sahabat? Rabb yang kita sembah sama, Rasul yang kita teladani juga sama, Al Quran yang kita amalkan juga masih sama. Tapi, mereka menjual diri mereka menebus kemuliaan Islam. Sementara kita menjual Islam menebus kemuliaan diri. Mereka menawar tantangan dakwah dengan jiwa dan harta mereka. Sementara kita merasa cukup dengan segenap simbol-simbol keislaman kita. Mereka mengejar kemuliaan yang ditawarkan dakwah, dan kita merasa cukup dengan apa adanya.

Perbedaan kita dengan generasi sahabat berpangkal pada satu semangat. Semangat berjibaku yang tinggi. Menuntaskan amanah sampai selesai. Tidak puas sebelum segenap upaya dijalankan. Semangat totalitas! Semangat kesempurnaan-yang tidak ada pada diri kita.

Kejayaan Islam dan kemenangan dakwah tidak akan menjadi nyata kecuali dengan jihad, tidak ada jihad tanpa pengorbanan, dan pengorbanan yang diminta dari kader adalah pengorbanan tanpa batas. Tanpa batas! Pengorbanan yang diberikan seorang kader dakwah hakikatnya adalah transaksi jual beli kepada Allah swt. Allah tidak pernah menyalahi janji.

Sungguh, pengorbanan kita belum seberapa. Jangan pernah surut walau selangkah. Meski ujian datang bertubi, atau pujian menyanjung hati.

“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah menyukai orang-orang yang sabar” (QS. Al Imran: 146)

Laa hawlaa walaa quwwata illaa billaah….Yaa Qowiy, beri kami kekuatan….

copas from : http://akhwatzone.multiply.com/journal/item/141?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem