Archive | Februari 2014

Menikah, Seindah Itu-kah?

oleh : j ranaa

Assalamu’alaikum!

ba’da tahmid wa sholawat.
yang liat judulnya jangan heran yaa, nikah lagi nikah lagi..hehe
sebenernya dilema juga pas mau posting, takut ada yang nyeletuk “duh ukhtiii, ga ada bahan lain apa? udah ngebet yaaa?” azzzztt -__-”
biasanya, oknum yang suka jail begitu tuh ada 2, namanya sama lagi.. inisialnya sama sama ayu! alamak!! *ampuuunn ukhtiiii 😀

jadi gini, ceritanya lagi merenung didepan warung, topang dagu diatas etalase yang mulai berembun. mandangin gerimis diantara langit senja yang mulai memerah. bersama pikiran yang mulai melayang, desir angin datang mengantarkan kata yang indah ditelinga, pernikahan! uaahh, indahnyaa.. malah kalo kata ukh linda, kata itu ibarat buah yang amat ranum di tepi penantian sana. subhanalloh, tapi apa benar seindah itu? ya, mungkin indah saat didengar, tapi menurutku belum tentu indah saat diwujudkan. terlebih, niat untuk mencapainya hanya karena membayangkan yang indah-indah saja! yaiyalah, gimana engga? wong kalo ditanya alesan pengen nikah muda jawabannya begini :
kalo kata si akhwat, “biar kemana-mana ada yang nemenin, ada yang anter..”
“biar ada yang mijit kalo cape, ada yang masakin kalo laper..” yang ini kata si ikhwan
atau yang rada keren, “biar pas akhir sholat, pas salam tengok kanan kiri, ada bidadari..” uhuy!

ga ada yang salah dengan semua alasan itu. tapi, yuk ah buka pikirannya lebih luas! jangan karena keindahan semata, sel sel diotak kita jadi menyempit. menikah itu, butuh ilmu dan kesiapan. karena nikah penyempurna separuh diin, setiap hal bernilai ibadah, ibadahnya juga bukan sebentar alias luamma! sholat aja, ibadah yang sebentar godaannya banyak, apalagi nikah. right?

dan jangan mentang-mentang udah ngebet, ga boleh liat yang sholeh dikit. sekalinya ngeliat, buru-buru ambil hp. ‘nomer ustadz mana nomer ustadz?’ langsung ketik+kirim
“ustadz, ana siap nikah!” nah loh, ampe lupa kan tuh ketik salam? astaghfirulloh..
eh pas taarufan, ada sesi tanya jawab. akhwatnya tanya, “kenapa akhi pilih saya?. ikhwan bingung ceritanya, mikirrrr. aha! tring. kelontar jawaban, “karena Alloh ukh..” uuuhhh, kedengerannya mah so sweet, padahal karena mentok gada jawaban lain! kalo udah gitu, kasian deh akhwatnya. hatinya mah udah terbang, taunyaaa… naudzubillah >,<

ikhwah fillah..
pernikahan itu ga asal. bukan di saat kita sudah menginginkannya, maka disaat itu juga kita sudah mampu melaksanakannya, butuh proses. memang harus di segerakan, tapi bukan tanpa ilmu dan persiapan. Alloh malah ga suka kali kalo sembarangan.

jadi, kalo emang saat ini riak-riak hasrat itu mulai muncul, maka yang dilakukan bukan larut bahkan tenggelam di dalamnya. bukan sibuk mesem2 nikmatin tempo jantung yang naik turun tiap kepikiran pernikahan. bukan ribet ngebayangin kayak apa jodoh yang udah disiapkan? kayak apa hal2 indah nanti saat rumah tangga dijalankan?? hush..hush.. hapus pikiran itu jauh-jauh!

yang harus dilakukan adalah ambil wudhu, gelar sajadah. istikhoroh, moga hasrat itu bukan sekedar nafsu yang menjerumuskan, minta agar benar-benar dimampukan. dan bismillahi tawakkaltu, dengan tenang barulah melapor kepada murobbi, katakan kesiapan kita tersebut. terus, jodohnya ga mungkin langsung datang begitu aja kan?? nah, ini dia masa yang disebut dengan penantian. di masa inilah kita, lajangiyyun memaksimalkan usaha meningkatkan kualitas diri. dari mulai amalan wajib sampai sunnah, semuanya semampu kita!

sampai akhirnya Alloh menyampaikan kita pada proses taaruf, taaruf yang sesungguhnya! pasti beda deh sama versi pertama tadi. kali ini, ga bakal ada lagi yang namanya gelagapan. sebab setiap prosesnya kita lalui dengan benar, sampai memilih calon yang dihadapan kita pun sudah melalui proses do’a, istikhoroh. jadi ketika pertanyaan yang sama dilontarkan, “kenapa akhi memilih saya?” kita dapat mengatasnamakan Alloh sebagai jawaban. tentu karena kita sudah yakin dan paham, bukan karena mentok ga ada jawaban! he he

hey ikhwah! jangan pernah ya membawa-bawa nama Alloh hanya ketika kau tak memiliki alasan, ketika kau tak berilmu. kau harus paham benar, apa maksud dan konsekuensinya! jangan hanya ingin dipandang keren.

nah, udah kepanjangan kayaknya ya..
akhir catatan, saya cuma mau pesen. nikah itu, sunnah yang harus disegerakan kan ya?. maka bukan cari calonnya yang didahulukan, tapi pelajari ilmu dan kesiapan yang menjadi titik berat penyegeraannya. sebab jika ilmu dan kesiapan sudah ditangan, maka pernikahan dapat dengan segera kau laksanakan. terus, jangan sia-siain kalo ada seminar/kajian pra nikah apalagi yang gratisss! he he, buat yang masih SMA/SMK juga dateng aja lagi, gausah malu. emangnya kenapa? malah keren, siapa tau pas lulus udah ada yang jemput. hihiii

sekian dari saya, maaf ya kata-katanya abstrak. entar baku entar engga. maklum, saya amatir! hihi
wassalamu’alaikum.

Ksatria, Mimpinya di Kala Terjaga

seorang pendamping, atau yang biasa dia sebut dengan ksatria, adalah impiannya dikala terjaga.
seperti bumi tempat bermimpi para manusia.
dengan mata terbuka, mereka berikhtiar dan berdoa demi menggapai mimpi yg mereka harapkan di masa mendatang.
dan menanti hal seperti itu, menanti ksatria itu, tak mengenal kata bosan. sebab dgn iman yang disulam kesabaran, tiap detiknya menjadi kemuliaan. memperbaiki diri sampai dirasa pantas mendapat yang baik pula.
maka 1 pesannya dlm menanti ksatria, jaga hati serta pandangan!
sebab kita tak tau seperti apa rupa ksatrianya,
bg yg terbiasa sembarang memandang hingga jatuh hati, boleh jadi kecewa yang ia dapat saat taarufan, karena apa? jawab sendiri deh..
sedang yang terbiasa jaga pandangan, maka insyaAlloh rasa syukur yg d.dapat.
sebab hanya 1 makhluk yg akan jatuh tepat di pandangan dan hatinya, yakni..ksatrianya..
indah bukan? 🙂

wahai para bidadari, ingat ini..
“jaga mata dan hati, agar hanya ada 1 ksatria yg jatuh dgn indah dimata dan dihati.”

Event Pena House kerjasama dengan Jay Wijayanti. (100 puisi terpilih akan dibukukan).

Hai hai Penatic, ketemu lagi sama Pena House Agency, kali ini PHA diajak kerja bareng sama Kak Jay Wijayanti, dalam 30 menit kulik-kulik punya cerita (baru saja), terbesit pula untuk melakukan kerjasama event. Dan PJ nya tentu saja saya si Princess PJ “Lavira Az-Zahra” dan Kakak Cantik “Jay Wijayanti”.
Bersamaan dengan event kami yang sedang berlangsung, event ini jadi pelengkap dalam bulan penuh cinta ini.

“Rerupa rindu itu, tak dapat kutafsirkan, hanya dapat kurasakan. Namun di sana, akankah kau merasa? Atau ini rahasia yang akan menjadi tirai penghalang di balik jiwa?”

Yaps… ini mengenai rindu, cinta akan lengkap bila ada rindu kan 😉

Sebelumnya mari simak ketentuan umum untuk mengikuti lomba ini guys :
1.Bergabung dengan grup Galeri Lavira Az-Zahra. (Wajib loh yach… ^_^)
2.Copast info event ke dalam catatan/status ke 15 teman FB kamu, posting di blog juga boleh.

Syarat-syaratnya:

1. Puisi Romance dengan tema “Rindu Rahasia”.

2. Naskah Asli bukan plagiasi dan tidak sedang diikutkan dalam event apapun. Diketik pada kertas A4, font Times New Roman 12pt, spasi 1, panjang maksimal 20 baris (tidak termasuk judul), sertakan titimangsa di akhir puisi (contoh : Blora, 1 Februari 2014), dan jangan lupa sertakan biodata narasi max. 40 kata.

3. Deadline 28 Februari jam 12 malam.

4. Hasil akan diumumkan pada tanggal 10 Maret 2014.

5. Peserta hanya boleh mengirimkan 1 karya terbaiknya.

Pengiriman naskah ke : penaagency@gmail.com (attactment).
Subject dan Nama File:
RR_judul puisi_nama penulis.

REWARD (hadiah) :
-Terbaik 1 mendapatkan buku “Jadikan Hidupmu Lebih Bermakna” karya Jay Wijayanti + pulsa senilai 50ribu.
-Terbaik 2 mendapatkan buku “Jadikan Hidupmu Lebih Bermakna” karya Jay Wijayanti + pulsa senilai 25ribu.
-Terbaik 3 mendapatkan buku “Jadikan Hidupmu Lebih Bermakna” karya Jay Wijayanti + pulsa senilai 10ribu

*Semua kontributor yakni 100 puisi yang akan dibukukan akan mendapat e-sertifikat.

Okay, tak usah menunggu lama, yuuk kembangkan imajinasimu menjadi sebuah karya yang berkarakter serta menginspirasi dunia. Let’s Write now!!

Info lengkap dan pertanyaan hubungi :
Akun fb Virra Mygeisha dan Jay Wijayanti.

No. Hp : 08995718264. (Lavira Az-Zahra / Virra Mygeisha)

Salam pena sejuta cinta,
PJ event,

Jay Wijayanti dan Lavira Az-Zahra.

Ketika Cinta Memilih

09/02/2014

Alhmdulillah, segala puji bagi-Nya yang telah menuntun langkahku ke acara seminar kemarin..
seminar pra-nikah! *kenapa..masbuloh? 😀
temanya menarik, seperti judul di atas “Ketika Cinta Memilih”..

huaah, rasa-rasanya tiap kali ngebahas ini harus tarik ulur nafas.. nyesek buuu.. 😀
kian hari, pernikahan makin indah ku dengar..
dan berbicara menikah, tak lepas dari pasangan yang kita cinta..
berbicara cinta, apakah kita yang memilih atau cinta yang memilih, atau karena cinta kita dipilih? Banyak kasus *ga semua berarti* yang suka menyalahgunakan arti cinta, atau lebih tepatnya membatasi. Tak sedikit mereka yang menjadikan cinta justru boomerang yang menyakitkan, pembenaran nafsu, bahkan pemutus kekuasaan Allah subhana wa ta’ala. naudzubillah..
Bagaimana tidak? banyak dari mereka yang menggantungkan kebahagiaan pada cinta, trlebih ketika telah bertemu sosok yang menurut mereka baik! jadilah…seakan semua laki-laki di dunia ini lenyap!

Dear, menurutku.. cinta itu sama hal nya seperti biji, yang dapat kita tanam dimana saja. di tanah tandus atau subur, di dalam pasir atau kubangan lumpur. YA! kita yang memilihnya..
cinta itu bukan sesuatu yang terdengar seperti, “limited edition”. jadi jangan padamkan cahayamu hanya karena hal itu..
cinta memang luar biasa indah, malah ada yang bilang “selalu ada moment yang bisa bikin aku jatuh cinta” uuuhhhh *so sweet????

coba deh cerna dulu kata-katanya, ada kata “moment” yang artinya suatu kejadian. maksudnya, cinta itu bukan hal yang tumbuh tanpa sebab. pasti ada! bener, cinta itu fitrah..tapi pasti ada sesuatu yang mengantarkan kita pada fitrah itu. Kalo bisa saya rinciin, ni sebab-sebab cinta :

1. Mata
     Sering denger ini kan? “dari mata turun ke hati”. nah, makanya itu jaga mata agr tak sampai hati! belum tau perintah menjaga mata? oh dear, yuk buka Qur’annya..

bismillah

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya, dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya….“QS. An Nur (Cahaya) : 31

2. Mendengar

     percaya ga’ kalo dengan mendengar suara seseorang atau mendengar kebaikan seseorang bisa tumbuh rasa itu??? percaya deh, temen saya udah ngalamin. jadi sebagai wanita yang berilmu, hrus punya kesadaran lebih tinggi. bahwa menjga pendengaran serta memilah informasi apa sj yg perlu atau tidak kita ketahui tentang orang lain itu penting! demi menjaga kesucian hati.

3. Terbiasa

    ini juga faktor yang ga kalah bahayanya, malah bisa jadi paling bahaya. bener banget kata pepatah jawa witing tresno jalaran soko kulino. terkadang, ikhwan-akhwat suka lupa, berpikir bahwa mereka telah paham batasan-batasan antara mereka belum tentu menjamin mereka mampu mengamalkannya. ketika mereka dengan tenangnya berkomunikasi atau modusnya mah menjaga silaturahim *beuh! padahal dibalik itu syaiton sedang membisikkan angan-angan kosong. jadi setelah sekian lama mereka terbiasa, tumbuh deh racun-racun itu, jadi suka curhat *katanya masalah ummat, trus minta tolong, perhatian masalah ibadah, eeehh.. lama lama ketergantungan deh. ga bisa jauh, ga bisa pisah, dan ada kata-kata “ga biasa kalo ga ada dia”! nah loh, jadi deh tuh …. *astaghfirulloh. eeehh, malah ga ngejamin kaalo salah satu diantara mereka udah nikah, apalagi ikhwan boleh masnah, meski seringkali mereka alpa akan persyaratannya. haduhhh syerem ah..!

makanya itu, harus hati-hati menjaga hati, terlebih jika belum siap dan serius untuk menikah. dan yang harus kita pahami tentang cinta, bahwa kita bisa memilihnya. kita bisa memilih mau dengan orang yang seperti apa kita jatuhkan cinta itu, tapi tetap itu terjadi atas kehendakNya. jadi, kalau fitrah itu telebih dahulu hadir disaat kita belum mampu mengatasinya, maka hati hati, pasang rambu-rambu yang jelas. sembunyikan, tak usah hiraukan, minta Alloh agar putuskan harap dan rasa itu jika memang tak benar dan belum pada waktunya, kan Sia Maha Membolak-balikkan hati.
yuk,, jaga hati, jangan hanya aurat yang kita tutup rapat-rapat, sama hati juga harus jaga rapat-rapat.
ada quote nih dari mba sinta a.k.a Syamsa Hawa
“jika sebelum menikah tak mampu membersihkan hati, maka setelah menikah pun tak mampu.”
and last but not least, ingat, yakini, pelajari, dan amalkan baik-baik pesan cinta ini. motivasi terbaik untuk mendapat pasangan baik, tentu dari Yang Maha Baik,
bismillah..
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” QS. An Nur (Cahaya) : 26

wallahu ta’ala a’lam

 

 

bolehkah aku merindu?

Bismillah..

Kepadamu yang kucintai karena-Nya, masihkah kita memandang bulan yang sama?

Meski ku tahu bulan itu satu, tapi entah bagaimana ragu itu bisa tumbuh..

Bahwa, dibalik bulan yang satu itu, ada cahaya lain yang sedang kau tuju..

 

Ukh fillah, ku tulis ini seraya mengingat-ingatperjalanan kita..

Bukan hendak membandingkan, hanya saja melihat sedikit kebelakang demi mengambil sebuah pelajaran tak mengapa bukan?

Barangkali, dari sana kita menemukan sesuatu yang belakangan ini hilang dari perbendaharaan rasa kita..

 

Kau tahu? Diawal kebersamaan kita..

Kita datang ke rumah ini dengan kebutaan dand ahaga yang sama..

Dengannya, kita dituntun kepada cahaya yang satu,sekaligus menjadi pengikis hati kita yang kala itu masih membatu..

Mungkin hanya senyum yang menjadi tanda awal perkenalan kita, tapi jauh didalamnya..

Ruh-ruh kita telah lebih dulu berikatan, membentuk simpul persaudaraan yang kita kenal dengan nama “ukhuwah”..

Yang kemudian simpul itu dikuatkan dengan ikrar atas dasar keimanan, sehingga darinya lahirlah rindu akan perjumpaan kitadiminggu-minggu berikutnya..

Merasa berdosa, jika sampai hati kita meninggalkan majelis tanpa udzur yang syar’i..

Belajar berbagi, mulai dari makanan yang mungkin sebenarnya kita sendiri mampu menghabisinya..

Tapi demi rasa nikmat yang lebih dari sekedar kenyang,kita pun dengan ringan melakukannya..

 

Ah, rasanya tak sanggup untuk dilanjutkan..

 

Tapi ukh fillah..

Setelah perjalanan kita yang cukup panjang..ternyata, tiba masanya kita harus menjadi berbeda..

Dan mungkin..tak lagi memandang bulan yang sama..

Ku sadar, pikiran kita berkembang, ilmu serta pemahaman kita bertambah..

Dan dengan pemandangan yang tak lagi sama didepan mata..

Kita pun ingin membuat diri kita menjadi lebih baik dari yang sebelumnya…

 

Hingga janji yang diucap, tak lagi dirasa maknanya.. rindu yang diawal mekar, tak lagi tercium baunya..

Tapi lebih dari itu, yang ku khawatirkan adalah ..

Masih adakah rasa berdosa tatkala kita tak lagi menjadikan rumah ini sebagai prioritas utama?

Padahal jauh jauh hari jelas telah sampai pada kitaayat ini:

“Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa, pada jalanAllah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”– (QS.9:41)

Atau dengan mudahnya kita meminta ijin untuk tidak hadir? Padahal..

“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang(red: menuntut ilmu) , niscaya Allah akan menyiksa(mu), dengan siksa yangpedih, dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan tidak akan dapatmemberi kemudharatan kepada-Nya, sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segalasesuatu.” – (QS.9:39)

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta ijin kepadamu, untuk (tidak ikut) berjihad (red:menuntut ilmu), dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orangyang bertaqwa.” – (QS.9:44)

 

Meski cahaya yang kau tuju disana mungkin juga baik, tapi tak tahu apakah lebih baik dengan kau menetapkan hati disini??

 

Maka sekarang, bolehkah aku merindu?? Kepada saat dimana kita buta lagi dahaga..

Bolehkah aku merindu? Kepada hari-hari dengan segala keadaannya di masa itu?

 

Pada akhirnya..benar seperti yang tertulis dibuku yang kubaca “dalam dekapan ukhuwah”

bahwa..

Perbedaan menyiratkan ujian keimanan..

Pembeda, apakah duduknya kita disini karena diayang biasa disisi..atau karena sang Ilahi..

Kalau karena sang Ilahi..pasti kau kan setia menemani..

 

Maka tak apa jika saat ini kau masih mau mencari jatidiri, tapi kuharap..

Ada masa dimana dengan rindu kita kembali..denganiman yang lebih tinggi..

Kembali bersama menghidupkan cahaya rumah ini..

 

Dan tentang kapan datangnya masa itu..sungguh kukembalikan padamu ukhti..

Apakah kembali itu hanya janji..atau saat inisebelum Allah beri pengganti..

 

Uhibbuki fillah, ya ukhti..

Pagi di Musim Hujan

Pagi memanglah hal paling indah untuk disyukuri, terlebih bagi mereka yg jatuh cinta pada Rabb nya.
sebab melalui pagi yg dtg tiap harinya, mereka percaya..bahwa masih ada harapan u mendapat rahmat serta pengampunan dr Nya..

lalu bgmana dg pagi di musim hujan seperti ini?

ya, akhir2 ini pagi menjadi lebih dingin..
membuat tubuh yg tak berselimut hampir membeku..
tp setidaknya, lebih ramai! dengan gemericik air yg berdentingan sejak fajar,
merdu..

membuat kaca rumahku menjadi buram..
tp hei! bukankah asyik dibuat permainan?

dan lebih menarik saat aku keluar rumah. yg biasanya langkah gontai menuju warung sayuran #ups!, menjadi bersemangat dg lompatan2 kecil mghindari genangan..
haha!
ya..itulah hikmah pagi di musim hujan kali ini..

mungkin menyebalkan bg mereka yg menyambutnya dg penuh keluhan..
tp sbenarnya amat menyenangkan bg mereka yg dipenuhi rasa syukur dan sabar..

~mungkin kelak akan ku rindukan aroma pagi di minggu2 ini 🙂