So Sweet itu..Kamu!

So Sweet itu..Kamu!
“Bismillahirrahmanirrahim..
Yaa ayyuhal muzammil. Qumil laila illa qoliilaa. Nishfahu awinqush minhu qoliilaa.”
Nada alarm hanphone ku berbunyi, ya..murottal Abu Usamah yang beberapa minggu ini membangunkan tidurku. “Alhamdulillah..Allah masih mengizinkanku menjalankan amanah ini..”. Segera ku meraih handphone diatas lemari,

“Assalamu’alaikum..
hai ukhti-ukhti yang berselimut..
yukk..bangun tahajjud.. ^^ “

send to all !
Ya..sudah menjadi agenda dalam liqo ku, bahwa setiap harinya diadakan tahajjud-dhuha call. Dimana yang menjadi servernya itu bergantian, nah..malam ini merupakan giliranku melakukan jarkoman tahajjud call. Usai bertahajjud, aku melanjutkan dengan muroja’ah hapalanku yang kemarin, tapi tak lama..terdengar getaran dari hp-ku, tanda ada sms masuk. Ternyata dari ukh Ara..

“Assalamu’alaikum, jazaakillah ukh..! ^^
eh iy, anti tau ga? semalam ana mimpi mengadakan walimah..MasyaAlloh..
Ihihii..^_^”

huh! Begitulah kebiasaan para akhowat menggodaku. Belakangan ini, kita semua memang sedang dilanda virus..eittss..bukan VMJ lho.. tapi VMS alias Virus Menikah Segera. Hehe, kalau di liqo sedang ada pembahasan tentang nikah, ghirahnya membara seketika. Hihii.. begitu pula denganku, meski usiaku lebih muda 1 tahun diantara mereka, tapi tetap tak kalah semangat untuk menikah segera..

Oya, hampir lupa! Namaku, Jauzaatul Ranaa, biasa dipanggil Ranaa. Tapi kadang suka diplesetin jadi me-Ranaa *huhu, jahatnyaa.. Aku ini mahasiswi semester 6, umurku 20 tahun. Berhubung aku dan para akhowat sedang dilanda virus VMS, jadi deh mereka bergantian bermimpi tentang walimah, ada yang sekedar taaruf, dilamar, sampai ada yang udah punya anak ! duh..duh..mimpi apa mimpi yaa..? dan Qodarulloh, hanya aku saja yang belum pernah bermimpi seperti itu. Ya..meski dalam mimpi merekapun, tak pernah nampak jelas wajah ksatrianya seperti apa, namun tetap saja..mungkin indah jika sudah merasa. Ya..meski hanya lewat mimpi.

“Ya Allah, kapan ya aku dikasih mimpi walimahan? Sekedar taaruf juga gapapa deh..” ucapku sendiri dalam kamar. Yang tanpa ku sadari ternyata ada Ayah yang juga mendengar di balik pintu kamar. “Payah..masa doanya cuma pengen dikasih mimpi aja sih..? emang kamu ga pengen kalo dikasih langsung..?” Ucap ayah yang sontak membuatku membuka pintu. “Ayah denger omongan Ranaa? tapi ko.. emh, emang ayah udah ngijinin Ranaa? Eh..hehe” “Memang apa alas an Ayah untuk melarang? Anak Ayah kan sudah dewasa. Rasululloh pun bersabda, ”.. bahwa orang yang mempunyai anak perempuan berusia 12 tahun dan tidak segera dinikahkan, maka anak itu berdosa dan dosa tersebut dibebankan atas orang tuanya” Jelas Ayah. “Jadi…Ayah mengizinkan karena gamau nanggung dosa Ranaa nih..?” tanyaku bercanda. “Memang kamu mau bikin dosa terus juga nih..?” ledek ayah. “Ah..ayah mah godain Ranaa mulu, udah ah. Udah mau adzan tuh, ayah kemasjid sana nanti shubuhnya ketinggalan lho.” Sanggahku
“ciee..ngambek. hehe, Engga atuh, Ayah paham ko perasaan kamu. Kalau memang kamu sudah siap dan mampu, kenapa harus ayah larang? Kalau besok sudah ada calonnya juga hayu aja ayah mah.” Ucap ayah menenangkan.
“Bener yah? Aamiin..” jawabku yang sekaligus menyudahi obrolan shubuh anak-ayah ini. Hihi.. si Ayah, emang paling bisa bikin anak gadisnya tersipu. Ya..Ayahku memang senang bercanda, bersyukur banget punya sosok kaya Ayah .
Tapi, masa iya sih besok udah dapet jodohnya? Tau deh, aamiin-in aja, kun fayakun! Siapa tau, malaikat mengaamiinkan juga. Dan akhirnya, masih dengan memakai mukena, aku kembali ke dalam kamar. Belum sempat duduk, hp-ku sudah kembali bergetar. Rupanya dari ukh Ara ! (lagi)
“Ranaa, ko ga bls sih?
beneran ngambek ya? iih..ana kan cm bercanda..
huhu..”
“Engga ko, td ana mau bls tp diajak ngbrol sm Ayah..
ini jg baru selesai..cie..khawatir ya..wkwk
eh iy, ana kmren liat postingan d.fb, kalo besok ahad ada seminar dari Ust.Salim A.Fillah ttg kajian pra nikah gitu, ikut yu, ajak ukh.zaa jg..yah..yah? ^^”
“seriusan ukh? Iya dong harus dateng,tp gmn cara daftarnya?”
“ana dah save no panitia’a ko, a.n Fahad. Ikhwan tp, gmn?
udh gitu u/ 200 pndftr ptma bkal dpt bku..”
“yaudah gpp. Kn dlm hal muamallat ini, gpp ko..
tp ant yg hubungin yah, wkwk ^
^”
~adzan pun berkumandang


Malam harinya, aku baru ingat tentang ikhwan yang jadi panitia acara tersebut. Dengan rasa malu, aku pun memberanikan diri mengirim pesan, tentunya dengan kata-kata yang sudah dirangkai sedemikian rupa agar singkat tapi jelas.

“Assalamu’alaikum
afwan, ana mau tnya ttg pndftrn kajian pranikah Ust.Salim”
“Wa’alaikumussalam..
iya, anta datang saja lgsg beli tiket di stand panitia. Atau lewat atm bersama juga bisa..”
“Bgmn ya? jarak rumah ana lumayan jauh, ana jg g punya atm. Apa ada alternatif lain?”

“Wah, sayang sekali. Sebenarnya tidak bisa, tp jika anta dapat dipercaya, bisa ana bookingin dulu. Gmn? Aatas nama siapa?”
“InsyaAlloh ana amanah, atas nm Jauzaatul Ranaa, Ammara Rabi’ah, Liyana Zaahira
jzaakallah”
“Oh akhwat, ana kira ikhwan. Yasudah, ditunggu ya hri ahad. Wa anti jzaakilllah ”


~Hari Seminar
“Ukh zaa, nanti gimana cara ngambil tiketnya ya? Ana malu nih kalau harus berhadapan langsung sama ikhwan itu.” Tanya ku pada Ukhti Zaa ketika kami bertiga dalam perjalanan menuju tempat seminar. Berhubung di bis aku duduk dengan Ukh Zaa, jadi deh nanyanya sama dia.
“Hayolooh, ana juga gatau ukh. Nanti pas udah sampai, anti sms aja ikhwan itu, hihi” goda zaa.
“ah anti mah, masa harus sms lagi? Anti aja deh..yah..yah..?” rayuku.
“Gamau ah. No! kan dari awal juga anti yang ngehubungin ikhwan itu. Udah deh, kan ga ngapa-ngapain juga. Tuh udah mau sampe, sms gih..” Desak ukh Zaa.
Akhirnya, aku pun mengirim pesan kepada ikhwan tersebut setelah sampai di tempat seminar. Tapi, meski sudah 2x aku mengiriminya pesan, tak ada tanda tanda balasan darinya.
“Belum ada balasan, mungkin sibuk.” Ucapku pada ukh Zaa dan ukh Ara
“Ya ampun, tapi kan dia udah janji. Ya udah, aku mau ke toilet sebentar ya. Yuk, Ukh Zaa. Ranaa, kamu ga apa apa kan tunggu disini sendiri? Siapa tau sebentar lagi ada balasan.” Ucap Ukh Ara.


Acara akan di mulai 5 menit lagi, masjid pun sudah dipenuhi oleh para peserta. Namun masih tetap tak ada balasan. Akhirnya, ukh Zaa memberanikan diri berbicara kepada panitia registrasi hingga kami bertigapun dapat masuk. Ya..meski tidak jadi mendapat bonus buku. Huhu, kecewa sih, tapi..yasudahlah..toh, ilmu yang disampaikan juga bermanfaat.
Selama 4 jam, acara berlangsung dengan seru, materinya..Subhanallah bagus banget..! membuat kita para pendengar menjadi benar-benar semangat untuk segera menikah, jadi ngebayangin omongan Ayah kemarin. Gimana kalo besok aku benar-benar dihadapkan dengan ksatriaku..? aahh..sepertinya indah..
Setelah itu kami bertiga pun bergegas pulang, kali ini aku yang duduk sendiri di dalam bis. Ukh Ara dan Ukh Zaa duduk berdua disamping supir *huhu..sedih. tapi, entah kenapa aku kembali teringat dengan ikhwan tersebut, dan akhirnya aku pun mencoba mengirim pesan kepadanya.
“Assalamu’alaikum. Sebelumnya syukron sudah di bookingin, mski ana smpt kecwa krn antm tidak amanah. Tp insyaAlloh ana maafkan antm, afwan.”
Tak berapa lama, hp-ku berbunyi, bukan karena ada pesan masuk. Melainkan ada telepon..Yaa..dari ikhwan tersebut! Sempat salah tingkah dibuatnya, tapi aku mencoba mengatur nafas dan menekan tombol hijau.
“Assalamu’alaikum” terdengar suara ikhwan tersebut, astaghfirulloh, semoga Alloh mengampuniku.
“Wa’alaikumussalam. Ada apa?” jawabku singkat.
“Afwan, ini ukh Ranaa ya? Afwan, bukan maksud ana tidak amanah, hanya saja ana baru mendapat sinyal. Sedari tadi ana sudah berusaha mencari, tapi ana tidak tahu anti yang mana. Sekali lagi afwan” Ucapnya dengan nada panik.
“Iya tidak apa-apa. Wassalam. Tuut..tuut..tuut..” refleks, langsung kututup pembicaraan kami.
Aku tak kuasa menahan degup jantungku. Terlalu takut rasanya berlama-lama. Tapi beberapa menit kemudian, ada pesan masuk darinya yang menanyakan alamat rumahku, katanya, dia ingin mengirimkan paket buku yang sudah seharusnya jadi hak ku dan kedua temanku. Akhirnya, setelah kupikirkan tak ada salahnya mengirim alamatku.


Keesokan harinya, ternyata benar ada seorang tamu yang mengantarkan paket. Ayahpun membuka pintu, sedang aku, seperti biasa hanya mendengarkan dari balik kamar. Tapi ada yang mengagetkanku, ketika pengantar paket tersebut mengatakan bahwa namanya adalah Fahad. Ya! Ikhwan tersebut mengantarkan sendiri, bukan dengan kurir! Subhanallah. Tapi, ada yang lebih mengagetkanku, ketika saat itu juga Fahad berkata bahwa ia bermaksud melamarku! What the??!! Dengan panik, aku masih mendengarkan percakapan mereka..
“Maaf pak sebelumnya, jika kedatangan saya mendadak dan kurang ahsan. Saya kesini berniat ingin memberi paket kepada Puteri Bapak, sekaligus saya ingin belajar kepada Bapak cara membangun keluarga Islami serta mendidik anak menjadi sholeh dan sholehah, seperti anak Bapak. Tapi, jika diizinkan pula, selama masa pembelajaran saya. Saya berniat untuk mempraktekkannya secara langsung, atau bisa dibilang saya ingin melamar Puteri Bapak.”
Deg..! tess..ibarat disambar petir beserta hujan. Rasa haru serta bahagia berdatangan, entah mengapa mengalahkan rasa heran dan bingung yang dating di awal. Tak disangka, ucapan ayah yang aku aamiinkan, seketika itu Dia kabulkan. MasyaAlloh, ini kah yang disebut jodoh? Bukan lagi mimpi yang Dia berikan, melainkan kenyataan. Mungkin ini yang dinamakan keajaiban, yaa..kun fayakun!


Hari-hari berikutnya, Fahad selalu menjadi tamu di rumah kami. Ya, betapapun senangnya aku, tetap saja Ayah mau mencari tahu sosok Fahad sebenarnya. Wajar, mana ada sih orang tua yang mau anaknya membeli kucing dalam karung?. Meski begitu, tak ada kesulitan berarti bagi kami untuk segera menuju pelaminan. Segala prosesnya berjalan lancar, alhamdulillah. Cukup dengan waktu sebulan, dan kami pun berpredikat HALAL.
Dan apa kabar dengan hati? Apa begitu cepat cinta hadir? Ya.. kau tahu bukan, jatuh cinta itu mudah. Ada banyak moment yang bisa menjatuhkan cinta pada hati seseorang. Entah dari pandangan ataupun pendengaran, yang jelas..setiap inci bagian tubuh kita memiliki peran untuk mensinergikan cinta pada hati kita. Dan kepada “Mas Fahad” *ehm ehm. Entah akan ku sebut apa cinta itu. Entah jatuh atau bangun?? Yang ku tahu, ada suatu kebahagiaan ketika hadir seseorang yang berniat baik untuk menjadikanku sebagai istri. Ada keyakinan ketika seseorang itu mau membersamaiku dalam ketaatan di bawah syariat. Ya, mungkin itulah jodoh.. ketika dua nama telah Alloh sandingkan dalam Lauh Mahfudz, maka mudah bagi hati-hati mereka untuk saling berikatan, berkenalan, dan berbagi perasaan tanpa harus dipusingkan bagaimana alur kerjanya. Mungkin sebulan ini ada sesuatu yang membuatku pada akhirnya menjatuhkan cinta padanya, namun hari-hari setelahnya.. tentu aku tahu, banyak hal yang harus kami bangun agar cinta itu tetap terjaga.


“Dik Ranaa, mau tau ga kenapa mas tiba-tiba ngelamar kamu?” Tanyanya dengan menggoda.
“Tau, karena aku manis kan?” jawabku balik menggoda.
“Ih, kamu narsis ya. Iya deh ade manis, selain itu ade sholihah. Baru ditelepon segitu aja, udah malu. Sebenernya, kemarin mas sudah tau kamu yang mana. Karena tanpa sengaja Mas mendengar percakapan kalian saat melewati gerbang. Mas sudah stand by depan gedung tempat seminar. Dan saat teman-teman kamu ke kamar mandi, kamu duduk sendirian dengan wajah tertunduk, mas sempat berpikir untuk menghampiri dan memastikam. Tapi saat mas berdiritepat dibelakang kamu, mas lihat kamu sedang membaca Al-Qur’an di hp. Subhanalloh, dan beberapa saat kamu menegakkan kepala, dengan mata yang menatap lurus ke jalan raya. Mas hanya mengamati, beberapa detik kemudian kamu terbangun dan berjalan ke arah mata kamu tertuju. Dan yang membuat mas yakin untuk melamar kamu adalah setelah melihat apa yang kemudian kamu lakukan. Perlahan kamu menuju ke tengah jalan, dengan berhati hati menengok kanan kiri kemudian berjongkok, sempat bingung.. tapi subhanalloh, ternyata kamu memindahkan baut kecil dijalan. Mas tersentuh, pasti sulit menemukan sosok sholihah disertai akhlak yang mulia seperti kamu. Maka naluri Mas sebagai laki-laki seolah terbangun untuk segera menjadikan kamu sebagai Ibu dari anak-anak Mas kelak.”
hiks! Isak tangisku menghentikan ceritanya. “Sudah mas, aku terharu..aku belum pernah menyangka bahwa aka nada seorang laki-laki yang menilai aku seindah itu.” Ucapku singkat.
“Duh, kamu kenapa nangis? Cup..cup..sini nangisnya, nih.. bahu Mas nganggur..” ucapnya yang membuatku tersenyum seketika.


Aaa..so sweet itu, bukan ketika kau menyukai seseorang lantas orang itu seketika memintamu menjadi pacarnya. So sweet itu, ketika kamu tak menyangka, ada seseorang istimewa yang dikirimkanNya begitu saja..Ya..so sweet itu, kamu.. Aa Fahad.. ^_^

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar