Archive | Mei 2014

Jatuh vs Bangun

Seperti hidup yang penuh dengan pilihan,
Maka dalam cinta, akupun diberi dua pilihan.
jatuh cinta atau bangun cinta?

Padanya kelak, aku pilih bangun cinta..
meski sulit dan butuh waktu..
tapi sepertinya akau mampu bersabar..
terlebih pondasi bangunannya untuk mencari keridhoan-Nya..
Insya Allah akan menjulang sampai ke surga..

Daripada aku harus jatuh,
merasa sakit karena terlanjur terpuruk tanpa pegangan..
pasti lelah,
rindu yang diibaratkan luka, yang tiap harinya hatus dibalut sampai tak membekas..
meski diawal indah, banyak kembang api, banyak bunga bermekaran bagai di musim semi..

Tapi selayaknya musim, cepat atau lambat kan berganti..
entah dengan musim gugur yang membuat perasaannya layu berserakan..
atau musim dingin yang membuatnya beku kedinginan..

rasa..

Rentang waktu semalam
seperti api yang menghanguskan
meski pertemuan tak disengaja itu hanya berlangsung dalam hitungan menit,
sudah ada percikan yang timbul
memberi hangat pada sebongkah daging dibalik dada

Esoknya dipertemuan kedua,
waktu yang ada seperti minyak yang tumpah diatas percikannya
membuat ia berkibar tak terkendali
menjalar pada pikiran yang nyatanya menimbulkan harap
aku tak mau menyebutnya rindu

dan rasanya, bikan lagi hangat melainkan panas

lantas bagaimana kalau esok dipertemukan kembali?
akan jadi apa rasa itu?
sebesar apakah kobarannya?
apa akan mematikan organ tubuhku?
karena saat ini saja, sudah tak nafsu makan
ckck, bukan main rasa itu, mampu menghilangkan rasa lapar!

Robbi,
jika rasa itu hadir karena pertemuan dengannya, maka jangan kau jadikan pertemuan berikutna..
jika rasa itu hadir karena melihat sesuatu yang ada padanya..
maka jangan beri kesempatan untuk kembali melihatna..

Edisi Dakwah : Ini Bukan Jalan Dakwah

oleh : j ranaa

Bismillah

“ane ga bisa lepasin dia, kalo ane lepasin khawatir dia ga istiqomah lagi..”

he to the lo, hellooooo ??
ada yang pernah denger ucapan kaya gitu? kalo pernah, pasti rasanya kaya ngeliat dede bayi ya? gemesss.

gimana engga? ucapan kaya gitu ga jarang keluar dari lisan para kader dakwah, lisan yang pada lain waktu juga digunakan untuk menyeru pada kebaikan. astaghfirullah, miris memang. Sayang sekali, ga sedikit kader yang membawa dakwah ini keluar melewati batasnya. Mentolelir segala bentuk maksiat mengatasnamakan dakwah. Pacaran islami? tetap tak indah didengar meski istilahya ditambah dengan keislamian.

Mungkin sudah sangat amat sering masalah ini diangkat, dibahas, atau ada istilah “dijembrengin”. Saya juga sudah banyak membacanya di beragam media. tapi karena belum lama dapet kabar mengejutkan dari salah satu sahabat, jadi deh berusaha untuk menjelaskan kembali.

Kalau selama ini kita sering dibuat geram dengan masalah ini, dan mencaci maki dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Maka kali ini saya ingin mengajak kalian semua berhusnudhan, kita dakwah dengan lemah lembut dan penuh hikmah oke ? ciattt~

1. Pertama, untuk para “tersangka” kader yang pacaran kita berhusnudhan mungkin dia belum tau ada larangan mendekati zina *selama ini ngapain aja? 😀
nih deh dikasih tau ayatnya..
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. 17:32)

2. Kalo udah tau trus dia ngeles “ah saya ga zina ko, kan pacarannya islami ga mungkinlah berbuat zina.” ckck, kita husnudhan mungkin dia belum tau bagian-bagian zina apa aja kali ya, fix deh dikasih tau lagi ni..
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Telah ditulis bagi setiap bani Adam, bagian dari zina pasti dia akan melakukannya
kedua mata, zinanya adalah memandang
kedua telinga, zinanya adalah mendengar
Lidah (lisan), zinanya adalah berbicara
tangan, zinanya adalah memegang
kaki, zinanya melangkah
sementara Qalbu berkeinginan dan berangan-angan maka kemaluanlah yg membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya.” (HR. Al- Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas dan Muslim [2657] nah, jadi pacaran mau islami mau engga tetep aja terkena bagian dari zina itu sendiri. minimal dia udah terkena dosa lalai dari mengingat Allah karena lebih sering mikirin dan komunikasi ama si dia. Kan ga mungkin yang haq dan yang batil berjalan beriringan kan???

3. Udah tau nih bagian-bagian dari zina, tapi masih tetep jalanin hubungan yang mendekati zina ituu? hemm, mungkin ayat ini dia belum tau.
“Dan siapakah yang lebih zalim, daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Rabb-nya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang dikerjakan oleh kedua tangannya. Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahami (kebenaran)nya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” – (QS.18:57)

nah loh, serem ya? udah jelas kayaknya, jadi ga perlu dijelasin lagi ya,,

4. Dia udah tau semuanya malah suka menyampaikan, tapi tetep sendirinya ga menjalankan? haduh, mungkin ayat ini yang belum tau.
“Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang idak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu dapat mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat.” – QS. 61:2-3

5. Masih keukeuh juga? yaudah, kasih unjuk tulisan ini. dan kalo malah marah? ga terima? biarin aja, sekarang boleh marah tandanya dia mendengarkan. boleh jadi esok lusa dengan pikiran jernih dia kembali memikirkan dan akhirnya mengamalkan.

Ikhwah fillah, dakwah ini memang penuh godaan. banyak tipuan-tipuan yang dibuat oleh setan. Dakwah ini juga memang sebuah jalan yang mendaki lagi sukar, meski begitu mau seberapapun sukar dan terjalnya, tatap saja dakwah ini adalah sebuah jalan yang lurus. Tak boleh dibengkokkan sekehendaknya. Yang haq sudah jelas, begitupun yang bathil, maka jangan dicampuradukkan demi memenuhi hawa nafsu. karena hawa nafsu, seberapapun indahnya, tetap saja akan berakhir dengan kebinasaan.

Maka kepadamu yang merasa bertanggung jawab dalam menyampaikan/memberi peringatan, mari kita kembalikam dakwah ke jalan yang benar. Buang jauh-jauh maksiat yang kita pertahankan dengan mengatasnamakan dakwah.

Bohong jika seseorang mengajak berhubungan, memberi harapan, atau janji-janji untuk menikah padahal masih lama berkata, “aku mendekatimu dalam rangka dakwah, dan aku mencintaimu karena Allah.” ck..
Kalau karena Allah, memang Allah pernah menyuruh dakwah dengan pacaran? atau apalah itu yang kalian namakan. selama kegiatan didalamnya sama, maka dosanya pun sama! percuma kalo saat ini perhatian bahkan ingetin ibadah biar dapet pahala, padahal tanpa sadar dia sedang menabung dosa diakhirat kelak.

stop pembenaran apapun soal pacaran, hts’n, dan sejenisnya! ini bukan jalan dakwah! cari kebenaran sesungguhnya, jangan gunakan alibi bahwa tak ada manusia yang sempurna sehingga mampu untuk melabel-halalkan istlah pacaran. hawa nafsu bisa dikendalikan, iman juga bisa diarahkan. Jadi, tak ada toleransi bagi dosa yang dilakukan secara sadar, mari kita kembalikan semua kepada Al Quran dan As Sunnah. Biarkan akar fitrahmu untuk berdiin lurus ini mencari asupan, agar tumbuh dan menghasilakam amalan-amalan yang benar lagi dianjurkan.
yuk, kembalikan dakwah ke jalan yang benar!

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata (QS al-Ahzab [33]: 36).